29 Jul 2020

5 Contoh Bisnis Rumahan yang Menguntungkan di Masa Pandemi

04:55 0 Comments
contoh bisnis rumahan yang menguntungkan
Photo by savio yu from Pexels 

Wabah virus Corona telah merubah tatanan di seluruh dunia. Perubahan itu kemudian berdampak besar pada kehidupan manusia. Sayangnya, perubahan yang terjadi lebih cenderung ke arah yang lebih merugikan. Salah satu contoh yang paling nyata adalah banyaknya orang yang harus kehilangan pekerjaan. Orang yang masih mungkin melakukan pekerjaan pun terancam mengalami penurunan pendapatan. Dalam masa sulit ini, tidak ada salahnya kita mencari tahu tentang contoh bisnis rumahan yang menguntungkan. Terutama bagi yang tinggal di Medan, situs Medan Top bisa dijadikan referensi untuk cari tahu ide usaha.

Mengapa harus bisnis? Dan mengapa juga harus jenis bisnis rumahan? Mari kita pelajari sebabnya. Dalam bisnis yang kita bangun sendiri, kita bisa mengatur segala sesuatunya dengan bebas. Kita bisa menentukan bidang bisnisnya. Kita juga bisa menentukan produk yang dijual berdasarkan peluang di pasaran. Kita bahkan bisa mengatur waktu sendiri tanpa perlu takut ancaman pemutusan hubungan kerja yang belakangan banyak terjadi. Intinya adalah, bisnis merupakan satu-satunya cara yang bisa kita ambil untuk tetap berpenghasilan di masa pandemi ini.

Saat ini kehidupan manusia tengah dibatasi. Tidak lagi seperti dulu yang bisa bebas beramai-ramai, kini perkumpulan dan kerumunan sangat dihindari. Hal ini lagi-lagi dilakukan untuk tujuan menekan penyebaran virus Corona. Mau tidak mau, semua orang harus membatasi aktivitas di luar rumah. Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa harus mencari ide atau contoh bisnis rumahan yang menguntungkan. Maksudnya agar kita tetap bisa lebih banyak di rumah, namun penghasilan tidak terhenti.

Melihat dari alasan di atas, wajar sekali jika sekarang semakin banyak orang memulai membuka bisnis. Bahkan orang-orang yang dulunya bekerja sebagai karyawan, kini mulai menyesuaikan diri sebagai seorang pebisnis. Namun kita perlu memperhatikan dengan teliti tentang keputusan memulai bisnis. Kita tidak bisa asal memilih bisnis tertentu tanpa pertimbangan apapun. Bagaimanapun bisnis akan selalu dimulai dengan modal dan modal tidak bisa disalahgunakan di masa pandemi ini. Maka kita harus mempertimbangkan banyak hal.

Salah satu pertimbangan yang bisa kita pikirkan saat memulai bisnis yaitu tentang peluang keuntungannya. Kita memang sudah seharusnya memulai bisnis yang diperkirakan bisa mendapat respon bagus dari pasar. Dengan kata lain, produk atau jasa yang kita tawarkan seharusnya merupakan apa yang dibutuhkan oleh pasar. Inilah beberapa ide atau contoh bisnis rumahan yang menguntungkan yang bisa dicoba.

Jual Kebutuhan Sehari-hari

Barang-barang kebutuhan sehari-hari akan selalu dicari setiap waktu. Inilah alasan mendasar mengapa bisnis ini terbilang menjanjikan. Kita bisa memulainya dengan membuka sebuah kios kecil yang menjajakan berbagai kebutuhan rumah tangga seperti sembako dan sejenisnya. Bisnis ini bisa diawal dengan modal minim. Namun pengelolaannya harus tertata agar bisa mendatangkan untung besar dan akhirnya bisnis bisa berkembang lebih besar.

Jual Kebutuhan Komunikasi

Saat ini semua orang menggunakan ponsel. Tidak hanya untuk melakukan panggilan telepon, alat komunikasi masa kini juga berguna untuk mengakses internet. Pulsa dan paket data sudah termasuk dalam kebutuhan penting bagi hampir semua orang. Maka inilah kesempatan bagus untuk menjadikannya sebagai peluang bisnis. Jual pulsa dan paket data juga bisa dimulai dengan modal kecil. Kebutuhan ini akan selalu dicari sehingga peluang ruginya hampir tidak ada.

Jual Makanan Siap Santap

Bisnis kuliner memang bukan termasuk bidang baru. Bahkan setiap waktu, pelaku bisnis kuliner semakin bertambah. Memang makanan merupakan kebutuhan semua orang. Tak heran jika bisnis kuliner dipandang bisa mendatangkan untung besar. Makanan siap santap sebaiknya lebih dipilih daripada makanan mentah atau setengah jadi. Hal ini sesuai dengan kebutuhan manusia masa kini yang lebih suka segalanya serba praktis dan cepat.

Jual Kebutuhan Bangunan

Ketika ekonomi lesu seperti sekarang ini, memang sangat kecil kemungkinan orang melakukan pendirian bangunan. Namun tetap tidak ada salahnya bisnis ini dicoba. Untuk memperbesar peluangnya, strategi marketing secara online bisa dilakukan. Cara marketing modern ini bisa menjangkau target pasar yang lebih luas dibanding marketing dengan cara konvensional. Cukup dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial, bisnis kebutuhan bangunan secara online bisa menghasilkan untung besar.

Jual Item Fashion

Bisnis fashion juga bukan tergolong usaha jenis baru. Bisnis ini sudah sangat umum dilakukan dan bisa jadi ide yang menguntungkan di masa pandemi ini. Lingkup bisnis ini sangat luas karena produk yang bisa dijual ada banyak macam. Untuk memulai bisnis ini bahkan bisa tanpa modal dengan memanfaatkan berbagai peluang reseller. Peluang untungnya juga lumayan bisa untuk kebutuhan sehari-hari.

Lima ide di atas merupakan contoh bisnis rumahan yang menguntungkan karena tidak perlu modal besar. Banyak supplier yang menyediakan barang siap jual. Semua jenis bisnis di atas bisa dimaksimalkan dengan memanfaatkan internet. Di masa pandemi ini, kita memang dituntut harus kreatif agar tetap bisa bertahan hidup.

Salam,

16 Jul 2020

Tips Jaga Kewarasan ala Introvert, Biar Jauh dari Stress

20:34 0 Comments
Photo by Vlada Karpovich from Pexels

Apakah kamu merasa selalu nyaman berada di dalam rumah?
Lalu di saat yang sama kamu juga malas keluar rumah kecuali hanya untuk hal yang sangat penting?
Kemudian ketika berada di keramaian, kamu segera ingin bergegas pulang?
Kalau iya, maka kamu bisa dikategorikan dalam kepribadian introvert. Sama seperti aku yang juga sama sekali nggak ragu menyebut diri sebagai seorang introvert, karena memang semua ciri khususnya selalu aku rasakan.

Selain beberapa ciri di atas, aku juga merasakan ciri lain. Seperti, nggak nyaman ketika mendengar musik terlalu keras, nggak bisa dengan mudah berbaur dengan orang lain di suatu perkumpulan dan lebih sulit memulai pembicaraan dengan orang asing. Kalau orang lain melihatnya, mungkin aku dianggap asyik dengan duniaku sendiri.

Anggapan 'asyik dengan dunia sendiri' nggak akan aku sangkal. Aku memang lebih memilih nggak berlama-lama ketika berada di pesta. Aku akan melakukan hal secukupnya yang memang perlu dilakukan, lalu setelahnya akan beranjak dari tempat tersebut. Aku merasa nggak terlalu perlu harus mengobrol dengan banyak orang, berbasa-basi dan bahkan sampai menghabiskan waktu.

Sementara aku bisa betah seharian berada di dalam rumah dan pergi keluar hanya untuk hal yang sangat penting, seperti berbelanja. Kalau niatnya untuk bersenang-senang, aku memang bisa melakukannya di luar rumah tapi itu bukan pilihan utama. Pilihan utamaku tetap di dalam rumah dan mengerjakan apa saja yang aku senangi.

Melihat dari kecenderungan yang aku paparkan di atas, mungkin banyak yang beranggapan bahwa orang sepertiku nggak pernah ditimpa stress. Mungkin orang lain menganggap aku selalu bisa bersenang-senang karena semua syaratnya nggak sulit. Ya, orang introvert memang bisa menemukan kesenangan tanpa harus keluar rumah, pun tanpa harus bertemu dengan banyak orang. Terlihat mudah dan sederhana dibanding cara extrovert bersenang-senang yang harus begini dan begitu.

Anggapan bahwa seorang introvert lebih jarang stress memang bisa dibenarkan. Tapi hanya sekadar "jarang" itu bukan berarti nggak pernah sama sekali. Apalagi bagi seorang ibu rumah tangga sepertiku, stress sepertinya sudah menjadi satu paket dalam kesibukan sehari-hari. Tetap saja, semua orang bisa terkena stress, tak terkecuali orang dengan kepribadian introvert.

Stress bagi seorang introvert bisa ditandai dengan beberapa hal. Misalnya jadi lebih mudah marah. Bisa juga gejala stress seorang introvert terlihat dari perubahan dari tubuhnya, seperti wajah berjerawat. Ada juga efek stress yang berakibat pada kondisi tubuh yang menurun. Seorang introvert harus menyadari gejala tersebut sebelum sampai pada tahap depresi. Beberapa hal di bawah ini biasa aku lakukan ketika merasa jenuh mendekati stress dan bisa jadi rekomendasi untuk menjaga kewarasan.



Minum Kopi

Pernah nggak sih merasa pekerjaan rumah tangga nggak ada habisnya? Mulai dari terjaga hingga hampir terlelap lagi, sepertinya ada terus yang minta untuk dikerjakan. Terlebih bagi ibu rumah tangga yang juga memiliki pekerjaan sampingan, berjualan online atau freelancer misalnya. Rasanya waktu 24 jam nggak pernah cukup. Pun ketika waktu itu bisa ditambah, sepertinya juga tetap saja kurang.

Setelah semua aktivitas beruntun itu, tubuh pasti akan merasakan kelelahan. Parahnya, nggak cuma tubuh yang bisa merasakan efek dari pekerjaan rumah. Pikiran pun juga merasakan dampaknya yang disebut stress dan itu justru akibat yang bisa fatal jika dibiarkan.

Bagi seorang extrovert, bisa saja dia pergi ke kafe untuk memesan minuman atau makanan kesukaan. Namun bagi introvert, pergi ke kafe bukan satu-satunya pilihan utama. Sama-sama bisa menikmati minuman kesukaan, seorang introvert bisa membuat sendiri kopi di rumah. Itu yang selalu aku lakukan di sela kegiatan.

Aku minum kopi nggak setiap hari, tapi hanya pada waktu-waktu tertentu ketika merasa benar-benar butuh penyegaran. Dan, cara itu selalu berhasil membuatku lebih baik dan kembali bersemangat. Kalau nggak suka kopi coba saja minuman lain yang disukai. Yang terpenting, berikan hak diri sendiri untuk menikmati sesuatu yang disukai meski hanya di dalam rumah.


Baca Buku

Seorang extrovert tanpa berpikir panjang akan pergi ke suatu tempat ketika ia merasa bosan. Ia akan memanggil teman-temannya untuk berkumpul. Mereka bisa menghabiskan waktu seharian untuk mengobrol dan mengunjungi tempat-tempat yang berbeda. Kemudian ia akan kembali ke rumah dengan perasaan yang lebih baik dan kebosanan yang sudah musnah.

Pergi ke luar jelas bukan pilihan bagi seorang introvert. Seperti aku ini misalnya, akan tetap memilih di rumah sekalipun bosan melanda. Aku memang butuh suasana baru tapi bukan dengan cara keluar rumah. Buku lah yang aku jadikan media untuk penyegaran pikiran. Dengan membaca buku, aku sedikit bisa beralih dari dunia nyata yang penuh kesibukan ke dunia lain dengan nuansa yang berbeda. Setelah membaca, aku biasanya merasa lebih tenang dan lebih siap melakukan aktivitas.



Nonton Video

Tips yang satu ini bisa dilakukan siapa saja, tidak hanya bagi seseorang introvert. Aku menaruh tips ini di bagian akhir karena ini bukan hal yang aku lakukan pertama kali jika dilanda kebosanan. Tapi tips ini bisa jadi pilihan lain ketika dua pilihan di atas sudah dilakukan dan masih saja 'kewarasan' belum kembali.

Video yang aku pilih untuk tonton pun mungkin berbeda dengan kebanyakan orang. Seseorang dengan kepribadian extrovert mungkin akan lebih memilih menonton film atau mendengarkan video musik. Tapi aku lebih suka menonton video dengan tema komedi atau yang berisi unsur pengetahuan. Tidak hanya dari YouTube, aku pun suka menonton video dari halaman tertentu di Facebook.


Rebahan atau Tidur

Tips terakhir ini mungkin terdengar konyol. Tapi ini sungguh aku lakukan dan selalu bisa mengembalikan kewarasan yang sempat berkurang karena berbagai keruwetan. Bagiku tidur bukan suatu hal yang mudah dilakukan jika lagi nggak ngantuk. Aku bukan tipe orang yang bisa tidur di sembarang tempat dan waktu. Namun aku cukup bisa mengandalkan tidur untuk mengembalikan energi.

Kalau nggak bisa tidur sungguhan, setidaknya aku merebahkan tubuh sejenak di tempat tidur. Cara ini membuatku rileks karena otot-otot yang tegang mulai terasa kendur. Jika waktunya memungkinkan, aku bisa tidur selama beberapa saat. Namun kalau nggak memungkinkan, aku memilih rebahan beberapa menit sebelum kembali ke aktivitas.

Dari keempat cara di atas, aku mengurutkannya berdasarkan pilihan yang bisa aku ambil lebih dulu. Minum kopi adalah pilihan yang pertama. Dan tidur adalah pilihan terakhir jika cara yang sebelumnya nggak memperlihatkan hasil. Cara tersebut juga yang menurutku paling nyaman dilakukan, mungkin karena seorang introvert nggak bisa kalau harus melakukan hal yang berhubungan dengan orang banyak.


Seorang introvert bukan berarti ia nggak bisa terkungkung dalam kejenuhan. Walaupun kesukaannya berada di dalam rumah dengan orang itu-itu saja yang ditemuinya, kadang kesibukan aktivitas membuatnya merasakan stress. Stress perlu dikenali gejalanya agar bisa didapatkan solusi untuk mengatasinya. Pasalnya stress harus segera diredakan karena akibatnya bisa sampai pada depresi yang kemudian bisa berdampak lebih luas.

Salam,

15 Jul 2020

Media Sosial untuk Anak, Seberapa Penting dan Kapan Bisa Mulai Dikenalkan?

17:15 1 Comments
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Saat ini kita tengah hidup di era digital. Jalinan pertemanan tidak hanya terjadi di dunia nyata tetapi juga bisa terjalin di dunia maya. Untuk itulah kemudian muncul istilah media sosial, yang merupakan platform pertemanan tanpa batasan waktu dan wilayah. Banyak sekali platform media sosial yang sekarang dikenal dan masing-masing memiliki kelebihan masing-masing. Mulai dari Facebook, Twitter, Instagram hingga platform lain untuk berbagi video.

Ketika kita sebagai orangtua bisa menikmati semua kemudahan yang ditawarkan media sosial, jangan sampai lupa bahwa anak-anak juga termasuk dalam era ini. Tentu jauh berbeda dengan zaman kita saat masih kecil, anak-anak zaman sekarang tidak bisa lepas begitu saja dari pengaruh teknologi. Meskipun bukan untuk tujuan bersenang-senang, anak-anak akan tetap membutuhkan teknologi dan gadget untuk hal lain. Sebut saja keperluan sekolah yang sekarang lebih banyak mengandalkan teknologi.

Maka mau tidak mau, kita orangtua juga harus tetap memperkenalkan mereka dengan teknologi. Ternyata tidak hanya cukup sampai di situ, anak-anak bisa saja tahu tentang tren media sosial. Bisa juga mereka melihat teman-temannya sudah memiliki akun media sosial, kemudian anak ingin juga memilikinya. Sebagai orangtua, tugas kita adalah memberi pengarahan dengan cara yang benar. Mengenal media sosial bukan sesuatu yang salah bagi anak. Namun segala sesuatunya harus tepat dan cukup agar tidak ada efek negatifnya.


Seberapa Penting Media Sosial bagi Anak?

Di kalangan selebritis, anak-anak yang memiliki akun media sosial pribadi sudah bukan suatu hal yang baru. Mereka bahkan sengaja membuat akun media sosial untuk anak-anak mereka sejak di dalam kandungan. Kedua orangtua yang berprofesi sebagai selebritis tentu memiliki kesempatan besar untuk mengenalkan akun media sosial sang anak pada public. Lalu dalam waktu cepat, akun media sosial anak langsung banjir pengikut.

Gambaran di atas seolah memberikan petunjuk bahwa tidak masalah jika anak memiliki akun media sosial pribadi. Kemudian para artis itu juga sering menyebutkan bahwa akun media sosial anak sepenuhnya di bawah aturan sang orangtua. Dengan kata lain, meski akun media sosial sudah diatasnamakan kepada anak, tapi seluruh aktivitas akun tersebut dikendalikan oleh orangtua. Sementara bagi kita yang tidak berprofesi sebagai public figure, haruskah mengikuti jejak mereka?

Jawabannya ada dalam prinsip kita. Jika kita termasuk penganut prinsip larangan bermain media sosial bagi anak, sah-sah saja jika kita tidak mengenalkan media sosial sama sekali kepada anak. Akan tetapi kita tetap harus memiliki aturan tentang kapan anak kita bisa mulai mengenal media sosial. Kita sebagai orangtua bisa berdiskusi untuk menentukan pada usia berapa anak-anak nantinya bisa bersosialisasi dengan media sosial. Karena akan sulit jika menghindarkan media sosial dari anak mengingat mereka akan hidup di masa depan ketika segalanya sudah jauh lebih canggih.

Baca juga: Cara Bijak Mendampingi Anak Bermedia Sosial

Ketika kita sudah menentukan kapan anak bisa mulai mengenal media sosial, kita pun sebagai orangtua juga sudah harus memahami kebutuhan mereka. Jangan sampai mengizinkan anak memakai media sosial tanpa tujuan yang penting. Misalnya hanya karena menuruti tren teman sebaya yang sudah punya media sosial. Kita harus mengenali tujuan inti dari memiliki media sosial, seperti halnya ketika anak-anak membuthkan media sosialnya untuk kepentingan pendidikan.

Contoh lain pun banyak ditemui pada anak-anak yang bukan berasal dari keluarga selebritis. Mereka umumnya memiliki akun media sosial dengan nama sendiri dan memiliki banyak pengikut. Mereka biasanya adalah anak-anak yang memiliki kemampuan khusus hingga bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan sebagai penerima endorse. Juga tidak ada yang salah dengan anak yang demikian. Lagi-lagi orangtua masih harus tetap memegang peranan utama dalam menjalankan akun tersebut.

Jika memang tidak ada kepentingan apapun yang bersifat penting, pun juga tidak ada akibat buruk apapun jika anak tidak punya akun media sosial, sebaiknya memang tidak terburu-buru dalam mengenalkannya kepada anak. Karena kalaupun dikenalkan lebih dulu, anak tidak akan langsung mengerti apa kegunaannya. Justru anak bisa menggunakan media sosial secara mandiri tanpa campur tangan orangtua dan itu bisa membahayakan.


Kapan Anak Bisa Dikenalkan pada Media Sosial?

Dalam kondisi yang terjadi di kalangan artis, sebenernya tidak ada aturan khusus tentang kapan seharusnya anak mengenal media sosial. Karena meskipun anak-anak para selebritis itu sudah sangat terkenal melalui akun media sosialnya, sang anak sendiri pasti belum memahami betul tentang apa itu media sosial dan kegunaannya. Jadi selama anak masih belum cukup mampu untuk mengerti, sebaiknya memang media sosial atas nama anak tetap diatur oleh orangtua sendiri, bukan admin, bukan orang lain.

Ketika anak sudah mulai mengenal gadget, sebenarnya sudah sangat mungkin bagi anak untuk mengenal media sosial. Karena platform media sosial selalu tersedia di gadget dengan sambungan internet, jadi pasti tidak sulit bagi anak untuk mengaksesnya. Namun jika anak-anak masih dalam usia terlalu dini, mengenalkan media sosial bukan suatu hal yang harus dilakukan meski sebenarnya mereka sudah menggunakan gadget.
Saat anak sudah beranjak dewasa, baru orangtua bisa memberi keleluasaan bagi anak untuk bermedia sosial. Usia yang dirasa sudah tepat mengenal media sosial adalah usia di atas 12 tahun. Pada usia itu, anak-anak sudah mengenal lingkungan pertemanan yang lebih luas. Mereka juga mulai memiliki banyak teman dari berbagai kalangan dan mungkin dari tempat tinggal yang berbeda. Lagi pula, pada usia itu anak-anak mulai bisa berpikir logis tentang apa yang dilakukannya.


Bagaimana Sikap Orangtua dalam Mendampingi Anak Bermedia Sosial?

Orangtua tetap menjadi pemegang peranan utama dalam setiap fase kehidupan anak. Tak terkecuali ketika anak sudah mulai mengenal dunia maya sebagai tempat berteman. Orangtua harus bisa menjadi orang yang paling bertanggungjawab atas apa yang anaknya lakukan di media sosial. Untuk itu, beberapa hal ini perlu diperhatikan orangtua dalam bersikap dengan bijak terhadap anaknya yang sudah mulai mengenal media sosial.

  • Menjadi Tempat Curhat Paling Nyaman
Tugas orangtua yang terpenting adalah menjadikan dirinya sebagai tempat curahan hati paling nyaman bagi anaknya. Hal ini dimaksudkan agar sang anak bisa menggunakan media sosial untuk hal-hal yang benar. Jika orangtua menjadi tempat curhat paling asyik, maka anak tidak akan mengutarakan perasaannya pada media sosial yang mungkin bisa berakibat buruk. Menjadi pendengar merupakan cara memberi perhatian paling bagus agar anak tidak mencari perhatian kepada orang lain termasuk di media sosial.

  • Memantau Media Sosial Anak
Usia remaja memang menjadi usia yang sangat rentan bagi anak terkena pengaruh buruk. Pengaruh buruk itu bisa didapatkan salah satunya dari media sosial. Untuk itu, orangtua sebaiknya tetap memantau akun media sosial anak secara berkala. Jika perlu, orangtua tahu kata kunci media sosial milik anak supaya bisa memeriksanya setiap saat. Hal ini bukan sebuah bentuk ikut campur orangtua dalam urusan anak, melainkan menghindarkan anak dari hal-hal yang tidak diinginkan.

  • Menciptakan Pertemanan di Dunia Nyata
Meskipun anak sudah mengenal media sosial sebagai tempat pertemanan dunia maya, orangtua masih harus tetap menyediakan kesempatan berteman di dunia nyata. Orangtua masih harus memantau dengan siapa saja anak berteman di lingkungan sekitar atau dengan siapa sang anak sering pergi bermain. Pertemanan dunia nyata akan memberikan pengalaman lain yang tidak didapatkannya dari dunia maya. Selain itu, pertemanan dunia nyata akan menyeimbangkan kebutuhan anak akan sosok teman yang real dan bukan hanya berinteraksi secara virtual.


Semoga tulisan di atas bisa memberikan gambaran kepada orangtua tentang bagaimana harus menyikapi penggunaan media sosial untuk anak. Menjadi orangtua bijak memang tidak bisa terwujud secara instan. Oleh karena itu, kedua orangtua harus selalu berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota keluarga lain demi mewujudkan kedisiplinan bagi anak.

Salam,