Memprihatinkan, Pengaruh Pandemi Corona Berdampak pada Semua Aspek Kehidupan

Photo by Gustavo Fring from Pexels


Virus Corona mulai menyebar sejak akhir tahun 2019. Dimulai dari wilayah Wuhan, Cina, virus tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh dunia dan menimbulkan banyak angka kematian. Virus yang mudah menular melalui sentuhan itu seolah menjalar tanpa kendali hingga dalam waktu singkat semua negara di dunia memiliki pasien positif virus ini.

Di Indonesia sendiri, data pasien per tanggal 20 April 2020 mencapai angka 6.575 orang yang terkonfirmasi positif, sementara data pasien meninggal sejumlah 582 orang dengan angka kesembuhan mencapai 686 orang. Angka di Indonesia tergolong rendah dibanding beberapa negara lain yang masuk dalam 5 besar negara dengan angka pasien Covid-19 terbanyak, seperti Amerika Serikat, Spanyol, Itali, Jerman dan Britania Raya.

Virus Corona kemudian ditetapkan sebagai pandemi yaitu wabah virus global. Menurut WHO, pandemi ini ditetapkan ketika sebuah penyakit sudah menyebar ke seluruh bagian dunia hingga melampaui batas. Penetapan ini memang sesuai dengan persebaran virus Corona yang sangat pesat dan membuat banyak negara sulit untuk menekannya.

Wabah penyakit sebab virus Corona yang ditetapkan sebagai wabah global ini juga membawa dampak bagi kehidupan dunia. Semua aspek kehidupan merasakan pengaruh dari adanya virus ini. Tak terkecuali di Indonesia, banyak peraturan baru yang diterapkan sejak virus ini mulai terdeteksi. Peraturan tersebut kemudian mengubah hampir seluruh aktivitas masyarakat, semua kalangan, semua jenis pekerjaan dan semua bidang kehidupan.


Pengaruh Corona bagi Pekerja


Photo by Andrew Neel from Pexels
Meski tidak semua orang terinfeksi virus Corona, tapi semua orang merasakan dampaknya, tak terkecuali para pekerja. Banyak perusahaan yang menerapkan aturan baru bagi para karyawannya yaitu WFH alias work from home. Aturan tersebut mengharuskan pekerja untuk melakukan tugas pekerjaannya dari rumah. Dengan memanfaatkan berbagai alat canggih dan sambungan internet, pekerjaan akan bisa tetap diselesaikan.

Pekerja yang mendapatkan kebijakan work from home tergolong pekerja yang masih beruntung. Mereka tetap memiliki pekerjaan dan tetap berhak mendapatkan gaji dari perusahaan. Namun hal yang lebih buruk terjadi pada para pekerja atau karyawan yang mendapatkan kebijakan berupa PHK atau pemutusan hubungan kerja. Tak sedikit juga para pekerja itu 'dirumahkan' dengan pesangon yang tak seberapa. Mereka juga tidak mendapat kepastian kapan bisa kembali bekerja.


Pengaruh Corona bagi Pedagang, Petani dan Peternak


Photo by savio yu from Pexels

Virus Corona telah membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian dunia. Semua orang pasti mengalami dampak dari lesunya ekonomi, termasuk para pedagang. Kebijakan pemerintah yang memberlakukan aturan physical distancing membuat banyak orang membatasi aktivitas di luar rumah. Karena itu, aktivitas berbelanja juga semakin menurun. Sudah bisa dipastikan para pedagang sepi pembeli dan kehilangan banyak pelanggan.

Tak hanya bagi pedagang, pengaruh virus Corona juga membuat para petani menjerit. Mereka yang menggantungkan hidup dari hasil panen harus merasakan penurunan penghasilan karena daya beli masyarakat yang menurun. Bahkan ada juga yang harus mengalami gagal panen karena usaha untuk merawat sawah dan kebun terhambat oleh banyak hal, modal yang semakin minim dan bahan kebutuhan pertanian yang semakin mahal.

Para peternak juga merasakan pengaruh Corona secara langsung. Mereka kehilangan kesempatan untuk menjual hasil ternak mereka dengan harga tinggi. Daya beli masyarakat yang menurun membuat para peternak harus menurunkan harga hasil ternaknya. Akibatnya hewan yang diternakkan harus dijual dengan harga murah. Sementara sudah tidak mungkin memelihara hewan ternak dengan kebutuhan pakan yang semakin mahal. Akibatnya para peternak ini mengalami rugi besar.


Pengaruh Corona bagi Siswa dan Mahasiswa


Photo by Julia M Cameron from Pexels
Tidak hanya bagi pekerja dan orang-orang yang mencari nafkah, virus Corona juga telah membawa perubahan besar pada kalangan siswa dan mahasiswa. Kegiatan belajar mereka di sekolah dan kampus terpaksa harus diliburkan. Tidak hanya sehari dua hari, libur karena pandemi Corona merupakan libur yang panjang, lebih lama dibanding libur akhir semester. Sampai hari ini, sudah terhitung satu bulan para siswa dan mahasiswa ini libur sekolah.

Libur sekolah dan kuliah bukan berarti para siswa dan mahasiswa ini dibiarkan santai dan menghabiskan waktu dengan bersenang-senang. Mereka masih diharuskan melakukan tugas sekolah yang diberikan guru atau dosen mereka. Tugas itupun tidak jauh berbeda dengan tugas di sekolah atau kampus. Ada juga yang masih melakukan pembelajaran daring atau online dengan memanfaatkan teknologi dan internet.


Pengaruh Corona bagi Perantau


Photo by VisionPic .net from Pexels
Bahkan perantau termasuk yang merasakan dampak virus Corona secara nyata. Memang sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia untuk menjadi perantau, baik ke luar negeri maupun ke daerah lain dengan tetap di dalam negeri. Mereka yang mengadu nasib di perantauan ini juga harus rela menahan diri untuk tidak pulang ke kampung halaman selama pandemi virus Corona belum mereda. Pulangnya para perantau ke kampung halaman ini dikhawatirkan akan menjadi pembawa virus, pasalnya para perantau selalu berasal dari kota besar atau negara yang sudah terpapar virus Corona.

Masing-masing daerah menerapkan aturan yang berbeda untuk mencegah pulangnya para perantau. Ada yang menyediakan insentif untuk para perantau di tempat rantau agar tetap bisa bertahan hidup. Ada juga yang menerapkan aturan wajib karantina bagi perantau yang tiba di kampung halaman. Memang hidup di tanah rantau pada saat ini adalah kondisi yang memprihatikan. Para perantau ini tidak bisa bekerja dan juga terancam gagal mendapatkan gaji. Belum lagi mereka masih terancam gagal pulang kampung dan tidak bisa berkumpul dengan keluarga.


Pengaruh Corona bagi Ibu Rumah Tangga


Photo by Julia M Cameron from Pexels

Status sebagai ibu rumah tangga yang lebih banyak melakukan aktivitas di rumah bukan berarti bisa terhindar dari dampak virus Corona. Para ibu rumah tangga ini harus menghadapi pekerjaan yang lebih banyak dan peran ganda di dalam rumah. Salah satunya adalah hasil dari kebijakan yang mengharuskan siswa belajar di rumah, membuat para ibu rumah tangga harus menjalankan peran sebagai guru. Para ibu ini diharuskan sigap dalam mendampingi putra putrinya menyelesaikan tugas dari guru.

Ibu rumah tangga masih harus berhadapan dengan tugas mengelola keuangan keluarga. Dengan pendapatan menurun yang dirasakan semua orang, ibu rumah tangga harus pintar dan bijak dalam membelanjakan. Terlebih sekarang begitu banyak kebutuhan yang harganya meningkat tajam. Di tengah semua kesulitan ini, ibu rumah tangga dituntut untuk lebih terampil dan kreatif dari biasanya.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pengaruh virus Corona membawa dampak yang sangat memprihatinkan. Bukan hanya untuk sebagian negara, melainkan keseluruhan bagian dari dunia. Bukan hanya untuk kalangan tertentu, namun semua orang merasakan dampaknya. Lebih menyedihkan lagi karena dampak yang ditimbulkan kebanyakan adalah dampak buruk yang menghasilkan kesulitan.

Meski begitu memprihatinkan, bukan berarti kehidupan harus terhenti karena virus Corona. Bagi yang masih sehat, kehidupan harus tetap dijalankan. Meski banyak pembatasan di sana sini, bukan berarti jalan untuk mencari kebutuhan tertutup semua. Akan tetap masih ada usaha yang bisa dilakukan dan tetap aja jalan rezeki yang bisa mencukupi kebutuhan di masa sulit ini. Hal terpentingnya adalah tetap berusaha mencegah virus ini dan tetap berusaha, bergerak dan berupaya.

Salam,

Post a Comment

0 Comments