Sama seperti Bermasyarakat, Ber-Media Sosial juga Ada Attitude-nya

foto: pexels.com 
Hai Moms,

Punya akun media sosial apa aja nih? Facebook? Instagram? Twitter? Punya semua? Keren dong, mama muda kekinian berarti hehe

Kita ditakdirkan hidup di zaman modern. Istilah kerennya, generasi milenial yang hidup di era digital. Dari sebutannya sudah tahu dong ya, bahwa kita sedang berada di masa di mana teknologi sedang berkembang sangat pesat, arus informasi bergerak cepat tanpa kenal jarak dan waktu, di tambah semakin mudahnya komunikasi yang bisa dilakukan hanya dari genggaman tangan.

Semua perkembangan zaman itu kini telah menuntun kita untuk terus mengikutinya. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan media sosial. Hampir semua orang, tak peduli umur, status sosial maupun pendidikan, semuanya memiliki akun media sosial. Tak hanya satu, bahkan ada yang punya sampai beberapa. Tak hanya satu platform, di banyak platform media sosial punya akun.

Lalu, sebenarnya untuk apa punya semua itu? Sudahkah kita tahu untuk apa kita membuat akun-akun tersebut? Ataukah kita hanya terbawa arus modernisasi alias ikut-ikutan?

Media sosial sudah hampir sama dengan bermasyarakat dalam arti yang sebenarnya. Di masyarakat, kita akan bertemu banyak orang, berinteraksi dengan mereka. Di media sosial pun sama. Bedanya kita tidak bertatap muka secara langsung. Inilah yang disebut dunia maya.

Dunia maya memang tidak nyata. Tapi orang-orang yang mengisinya tentu saja nyata. Nggak mungkin dong, yang bukan manusia ikutan bikin akun media sosial? hihihi sereeemm

Maksudh dan tujuannya pun juga sama. Kita butuh tetangga, butuh masyarakat untuk bisa berinterkasi dan saling membutuhkan. Di media sosial pun sama. Kita butuh teman untuk berinteraksi.

Sama juga ketika kita bersosialisasi di masyarakat. Bersosialiasai di media sosial juga butuh tata krama, attitude, sopan santun, dan semua pelajaran norma yang dulu pernah kita terima saat masih sekolah. Bukan berarti, mentang-mentang media sosial itu hanya dunia maya, tak terlihat, kita bisa seenaknya berperilaku. Karena sekarang pun sudah ada undang-undang yang mengatur perilaku saat ber-media sosial.

Kita memang punya hak penuh atas akun yang kita punya. Akun-akun kita, kita sendiri yang bikin, sesuka hati kita mau dipakai apa. Boleh sesuka hati tapi jangan sampai kita terkena  undang-undang yang bisa saja menjerat kita dalam kasus hukum. Sudah banyak buktinya tuh, para haters yang menyerang artis dan akhirnya ketangkap polisi. Nggak mau begitu kan?

So, ayo lah jadi generasi muda yang benar-benar modern. Bukan cuma gayanya saja yang mau dibilang modern dan kekinian. Tapi otaknya juga harus modern, pikirannya harus terbuka. Jangan sampai jari kita tanpa kontrol mengetik komentar pedas, mem-bully, bahkan ikutan menebar kebencian. Dunia ini sudah makin panas. Jangan tambah lagi dengan kebencian-kebencian yang tidak mendasar.

Ciptakan suasana bersosialisasi yang adem di media sosial kita. Bukankah kita juga suka saat ada akun yang memberi kita banyak manfaat? Banyak motivasi misalnya. Atau banyak ilmu-ilmu penting yang bisa kita petik dari sana. Kita sendiri senang dengan segala sesuatu yang baik. Maka ciptakan juga kebaikan agar orang lain bisa ikut merasakan.

Memposting tulisan yang bermanfaat, tentang ilmu parenting misalnya, akan lebih keren daripada pasang status yang isinya cuma mengeluh.

Memposting resep makanan, akan lebih berguna bagi ibu-ibu lain daripada status yang isinya membicarakan keburukan orang lain.

Memposting tips-tips kecantikan, akan lebih bermanfaat bagi yang lain daripada status yang menunjukkan kegalauan, baper, sedih nggak jelas.

Karena semua sebenarnya sudah ada tempatnya. Dan jangan sampai kita salah tempat.

Sedih, bisa curhat sama pasangan.

Bermasalah sama pasangan, bisa curhat sama orangtua.

Punya kesulitan, ada sajadah untuk alas mengadu pada Allah.

Jadi, jangan sampai semuanya ditumpahkan di media sosial. Karena sesungguhnya, orang lain tidak terlalu tertarik dengan masalah dan kesulitan kita. Mereka kadang hanya sekedar ingin tahu saja, dan hanya sedikit yang benar-benar peduli.

Daripada membuang energi untuk menunjukkan hal-hal tidak penting di media sosial, gunakan saja energi untuk mencari solusi jika ada masalah. Begitulah, sama seperti saat kita bermasayrakat, bertetangga, sebenarnya tidak semua masalah kita harus tetangga kita tahu.

Salam,

Post a Comment

0 Comments