Kecerdasan
anak bisanya diukur dari prestasi akademiknya di sekolah. Peringkat pertama di
kelas, juara lomba, nilai pelajaran tinggi, pandai berhitung, itu semua sering
dijadikan ukuran kecerdasan anak. Sementara anak yang banyak tingkah sering
dianggap merepotkan.
Padahal
faktanya, setiap anak dilahirkan dengan kecerdasan masing-masing. Kecerdasan
yang tidak akan sama antar satu anak dengan yang lain. Kita saja sebagai
orangtua yang terlanjur menganut paham bahwa anak yang cerdas itu yang nilai di
sekolahnya bagus.
Bisa
jadi seorang anak tidak bisa mendapat nilai memuaskan di sekolahnya, namun
justru mempunyai kecerdasan di bidang lain yang tidak kita sadari. Jadi Moms,
nggak ada salahnya mencoba mencari tahu letak kecerdasan anak daripada sibuk
membentuknya sesuai keinginan kita sebagai orangtuanya. Siapa tahu sikapnya
yang sering merepotkan itu justru bentuk kecerdasannya.
Tidak
Mau Diam
Gemes
nggak sih, MomsDears kalau ada anak yang kebanyakan tingkah? Yang nggak bisa diam,
banyak gerak, lari kesana kemari, manjat ini itu. Sepintas kita akan berpikir, duh
nih anak nakal banget sih.
Eits,
mulai sekarang jangan lagi menganggap anak yang nggak bisa diam itu sebagai
anak yang nakal ya, Moms. Karena anak dengan banyak gerak itu menandakan
kecerdasan kinestetik yang tinggi. Jenis kecerdasan ini ternyata merangsang
otak untuk terus bekerja dan berfikir.
Terbukti
dari banyaknya hal yang bisa anak lakukan. Itu artinya otaknya terus mencari
ide hal apa lagi yang bisa dia lakukan, kegiatan apa lagi yang bisa dia
kerjakan setelahnya, dan seterusnya. Otak yang semakin sering berfikir akan
membentuk jaringan otak yang kuat dan terhubung satu sama lain.
Banyak
Bertanya
Orangtua
sering kewalahan menghadapi sikap anak yang satu ini. Melihat apapun, mendengar
apa saja, merasakan sesuatu, pasti menghasilkan pertanyaan. Belum lagi jika
pertanyaan itu tidak sesuai usianya, makin bingung orangtua dibuatnya.
Tapi Moms, jangan senang dulu kalau anak justru anteng, tidak pernah melontarkan
pertanyaan. Atau jangan dulu merasa kerepotan dengan banyaknya pertanyaan dari
anak. Karena anak yang sering bertanya ini justru salah satu tanda kecerdasan
anak yang perlu kita kembangkan.
Penelitian
yang dimuat dalam jurnal Child Development menyebutkan bahwa anak-anak
berusia 2 sampai 5 tahun yang banyak bertanya cenderung lebih aktif dalam
mengembangkan pengetahuan. Dalam proses bertanya itu, anak juga sedang
mengembangkan kemampuannya dalam berinteraksi dan menyerap informasi dari
jawaban yang kita berikan.
Seperti
yang kita tahu bahwa otak anak pada masa golden age adalah saat paling bagus bagi memorinya untuk
menyimpan banyak informasi. Karenanya sangat penting bagi orangtua untuk
memberi jawaban dan penjelasan yang tepat dan diterima oleh akal mereka. Hal
ini agar apa yang terekam di ingatan mereka seumur hidup adalah informasi yang
benar.
Bermain
dengan Benda yang Bukan Mainan
Membereskan
mainan anak yang berserakan saja sudah terasa merepotkan bagi orangtua. Apalagi
jika anak memainkan benda-benda yang seharusnya bukan untuk dimainkan. Seperti,
kardus, meja kursi, alat masak, bantal guling dan perabotan rumah lainnya. Duh,
kebayang kan bagaimana rumah akan berantakan?
Tenang Moms, sekalipun itu merepotkan bagimu, tapi justru anak sedang menunjukkan
satu sisi kecerdasan otaknya. Anak yang mampu membangun miniatur rumah dari
kardus atau menciptakan senjata mainan sendiri dari barang-barang di
sekitarnya, itu tanda bahwa otaknya sangat kreatif.
Berbeda
dengan anak yang memainkan mainan siap pakai, yang tidak perlu berfikir untuk
menemukan ide bagaimana harus membuatnya lebih menarik, anak yang bisa membuat
mainannya sendiri cenderung lebih bisa berfikir mendalam dan imajinatif.
Berfikir dengan cara ini bisa merangsang perkembangan sel otak lho, Moms.
Hasilnya, sistem kerja otak anak akan lebih maju dan teruji. Kita hanya perlu
memfasilitasinya dan tetap mengawasi permainannya agar tetap aman.
Tidak
Pernah Takut Mencoba
Anak-anak
memang diciptakan dengan rasa penasaran yang tinggi. Rasa penasaran itu muncul
dari pengetahuannya yang semakin berkembang. Mulai dari rasa penasaran ingin
memegang, ingin mencoba dan melakukannya.
Yang
satu ini merepotkan karena rasa kekhawatiran kita sebagai orangtua. Kita
seringkali takut akan hal buruk menimpa anak kita, hingga akhirnya kita sering
melarang mereka melakukan hal baru atau asing. Padahal larangan kita tidak
selamanya benar lho, Moms.
Anak
dengan tingkat kecerdasan yang tinggi tidak akan kesulitan menyesuaikan diri
dengan keadaan yang baru, bertemu dengan orang baru, mencoba aktivitas baru dan
datang ke tempat yang tempat baru. Memang hal ini terjadi karena anak belum
mempunyai tingkat kewaspadaan yang tinggi. Namun, biarkan otaknya menuntunnya
untuk merasakan banyak pengalaman baru tanpa dibatasi oleh rasa takut. Tugas
kita hanya mengawasi dan mengarahkan tanpa banyak melarang.
Setiap
anak membawa kecerdasan masing-masing yang bisa jadi tidak sama dengan anak
lain. Sebagai orangtua kita harus peka akan kemampuan anak dan di bidang mana
dia cukup terampil. Jadi Moms, anak yang seringkali bikin repot bukan berarti
dia nggak cerdas ya.
0 Comments